Sabtu, 17 Desember 2011

MANAJEMEN HUMAS DAN ORGANISASI


A.    Pendahuluan
Manajemen erat kaitannya dengan konsep organisasi. Menurut James A.F.Stoner dalam Nopri Ahadi, Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.[1]
      Selanjutnya pengertian lain juga dinyatakan oleh Wright dalam Arni Muhammad, bahwa organisasi  merupakan suatu bentuk sistem terbuka untuk mencapai suatu tujuan bersama.[2]
Sebagai sistem terbuka organisasi harus selalu melakukan penyesuaian pada perubahan lingkungannya. Oleh karena itu, pimpinan organisasi (manajer), harus peka terhadap peristiwa yang tejadi dimasyarakat, dan harus bersikap berorientasi kemasa depan. Dalam hubungan inilah pentingnya Public Relations (humas) dalam organisasi yang dipimpin oleh orang-orang yang memiliki keahlian dalam bidang itu. Bahwa organisasi, merupakan: suatu sistem, mengkoordinasi aktivitas dan mencapai tujuan bersama. Dalam hal kaitannya dengan Humas, bahwa menejemen tersebut akan berupaya mengadakkan hubungan, menanamkan pengertian, mempengaruh dan membina kepercayaan dalam suatu organisasi.

B.     Rumusan Pembahasan
1.      Model Humas
2.      Teori Sistem dalam Humas 
3.      Lingkungan Organisasi, Organizational Culture (Budaya Organisasi) dan Iklim Organisasi
C.     Model Humas
      Dalam humas, terdapat model yang menetukan sbuah pesan yang akan disampaikan kepada public. Menurut James E. Grunig dan Todd Hunt empat model humas yang asli adalah Model Agen Pemberitaan, Model Informasi Publik, Model Asimetris Dua Arah, dan Model Simetris dua Arah. Tiga model pertama mereflesikan sebuah praktik Public Relations yang berusaha mencapai tujuan organisasi melalui persusasi. Kemudian model keempat berfokus pada usaha menyeimbangkan kepentingan pribadi dengan kepentingan publik atau kelompok lainnya.[3]
1.      agen pemberitaan (press agentry)
2.      informasi publik
3.      model asimetris dua arah
4.      model simetris dua arah
      Agen Pemberitaan (Press Agentry), merupakan model dimana informasi bergerak satu arah dari organisasi menuju publik. Model ini bermakna sama dengan promosi dan publisitas. Praktisi Public Relations yang mempraktikkan model ini mencari kesempatan agar citra positif organisasi muncul di media. Model ini tidak banyak melakukan riset tentang publik. [4]
Model ini melakukan taktik propaganda seperti penggunaan nama selebriti dan perangkat yang bisa memancing perhatian orang. Sehingga khalayak lebih tertarik dengan informasi-informasi yang diberikan oleh organisasi bersangkutan.
      Informasi Publik, berbeda dengan Agen Pemberitaan karena tujuan utamanya adalah untuk memberi tahu publik dan bukan untuk promosi dan publisitas. Namun, alur komunikasinya masih tetap satu arah. Sekarang model ini mewakili praktik Public Relations di pemerintahan, lembaga pendidikan, organisasi nirlaba, dan bahkan beberapa korporasi. Pada model ini. Praktisi Public Relations sedikit melakukan riset terhadap publik guna untuk mendapat kejelasan dari informasi yang disampaikan.[5]
                  Model Asimetris Dua Arah, model ini menerapkan metode riset Ilmu Sosial untuk meningkatkan efektivitas pengaruh pesan yang disampaikan. Praktisi Public Relations dengan model ini menggunakan survei, dan wawancara untuk mengukur serta menilai publik sehingga mereka bisa merancang program Public Relations yang bisa memperoleh dukungan dari publik. [6]
                  Kemudian timbal balik (feedback) dari penjelasan sebelumnya berada ke dalam proses pembuatan program. Namun organisasi dengan model ini masih tertarik mengenai bagaimana publik menyesuaikan diri dengan mereka daripada organisasi yang menyesuaikan dengan kepentingan publik.
      Model Simetris Dua Arah, menggambarkan sebuah pedoman Public Relations  di mana organisasi dan publik saling menyesuaikan diri. Fokus pada penggunaan metode riset Ilmu Sosial untuk memperoleh rasa saling pengertian serta komunikasi dua arah antara publik dan organisasi ketimbang persuasi satu arah.
D.    Teori Sistem dalam Humas
Menurut Talcott Parson Teori Sistem yaitu, suatu kerangka yang terdiri  dari beberapa elemen atau sub elemen atau sub sistem yang saling berinteraksi dan berpengaruh. Konsep sistem digunakan untuk menganalisis perilaku dan gejala sosial dengan berbagai sistem yang lebih luas maupun dengan sub sistem yang tercakup di dalamnya.[7]
Kemudian kaitannya dengan Public Relations. Bahwa Teori Sistem merupakan hubungan yang saling berkaitan satu sama lain dalam mencapai tujuan organisasi. Artinya, praktisi Public Relations harus berfikir strategis. [8]
Tentang hubungan Teori Sistem tersebut dengan program kerja perusahaan atau organisasi yang diemban seorang praktisi Public Relations guna memperoleh citra positif dari khalayak. Selain itu, ia harus memiliki pengetahuan luas yang kaitannya tentang visi dan misi serta tujuan dari organisasi atau perusahaan, guna menjawab segala kebutuhan internal dan eksternal organisasi atau perusahaan tersebut.

E.     Lingkungan Organisasi ,Organizational Culture (Budaya Organisasi) serta Iklim Organisasi
1.    Organisasi Bisnis merupakan bagian dari Lingkungan Organisasi
            Organisasi sebagai kumpulan orang-orang yang tidak dapat dilepaskan dari lingkungan, karena pada dasarnya organisasi juga merupakan bagian dari lingkungan dan masyarakat. Contoh kecilnya, seperti sebuah keluarga atau rumah merupakan bagian dari lingkungan Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), hingga lingkungan yang lebih besar lagi.
            Adapun bahasan mengenai Lingkungan Organisasi dan bagaimana menejemen memahami kegiatan yang dilaksanakan dengan memahami lingkungan organisasi baik internal organisasi maupun eksternal organisasi.[9]
            Namun yang akan dibahas  dalam lingkungan ini, adalah lingkungan internal organisasi saja.


a.      Lingkungan Internal Organisasi
Lingkungan organisasi ini terkait dengan eksistensi sebuah organisasi. Artinya, berbagai hal atau berbagai pihak yang terkait langsung dengan kegiatan sehari-hari organisasi, dan mempengaruhi langsung terhadap setiap program, kebijakan. Adapun yang termasuk dalam lingkungan internal organisasi yaitu; pemilik organisasi (owners), pengelola organisasi atau direksi (board of manager or directors), staf, anggota atau pekerja (employees), serta lingkungan fisik organisasi (physical work environment).

1)      Pemilik Organisasi
                        Para pemilik organisai adalah mereka yang secara historis maupun hukum dinyatakan sebagai pemilik akibat adanya penyertaan modal, ide, ataupun berdasarkan ketentuan lain. Dalam organisasi perusahaan pemilik tersebut antara lain para pemegang saham, anggota koperasi, atau individu yang bersifat individu kepemilikan. Organisasi tersebut harus memiliki tujuan tertentu karena setiap pemilik organisasi tersebut memiliki tujuan tertentu terhadap organisasinya.

2)      Direksi
Definisi Direksi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang mengurus atau pimpinan perusahaan. [10]
Pada orang yang memegang peranan ini, ia harus melaporkan setiap kegiatan yang dilkukan dalam periode tertentu kepada pemilik perusahaan. Dalam beberapa hal direksi memiliki kebebasan mengambil keputusan dalam mencapai tujuan organisasi. Namun, kebebasan itu terbatas, karena apa yang menjadi kebijakan direksi harus sesuai dengan harapan dan tujuan dari pemilik organisasi. Kemudian organisasi juga harus memahami tim ini, karena tim inilah yang menjadi penggerak arah kegiatan ari kegiatan organisasi dalam mencapai tujuannya. Itu artinya, apabila tim ini tiak bekerka dengan efektif maka keberadaannya sulit untuk dipertahankan.

3)      Para Pekerja
Para pekerja merupakan unsur sumber daya manusia z
                                         4)   Lingkungan Fisik Organisasi
Pemilik organisasi, pekerja, dan tim menejemen merupakan orang-orang atau sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan. Selain itu, sumber daya uang, sumber daya alam maupun sumber daya informasi keseluruhannya itu termasuk lingkungan fisik dari organisasi perusahaan. [11]
Oleh karena itu, sumber daya yang dimiliki perusahaan tersebut harus digunakan seefisien dan seselektif mungkin.

2.      Budaya Organisasi (Organizational Cultural)
Menurut Larissa dan James E.Grunig serta David M.Dozier dalam Cutlip, Center dan Broom, definisi Kultur organisasi: keseluruhan nilai, simbol, makna, keyakinan, asumsi dan ekspektasi yang dianut bersama yang mengorganisir dan mengintegrasikan sekelompok orang yang bekerjasama.[12]
Keseluruhan Nilai dan norma yang ada dalam kultur organisasi dipakai oleh pembuat keputusan dalam organisasi tersebut. Kultur organisasi sangat berpengaruh dalam perilaku organisasi maksudnya siapa yang memiliki kekuasaan dan bagaimana kekuasaan tersebut digunakan. Pada tingkat tertentu praktisi Public Relations berfungsi didalam dan diluar organisasi. Disini peran Public Relations sangat besar, karena secara globalisasi mereka membuat aturan  kerja menjadi lebih bervariasi secara kultural. Kemudian lebih daripada itu praktisi Public Relations harus mampu berkomunikasi dengan baik dalam organisasi.
Budaya organisasi pada dasarnya merupakan sebuah ide dalam bidang studi organisasi dan manajemen yang menggambarkan psikologi, sikap, pengalaman, keyakinan dan nilai-nilai (nilai-nilai pribadi dan budaya) organisasi. Budaya organisasi berbeda disetiap organisasai dan antarbagian sebuah perusahaan. Oleh karena itu, terdapat faktor penentu tujuan yang akan dicapai secara efektif dan efiseien dalam perusahaan. Faktor penentu tersebut yaitu pengalaman organisasi itu sendiri.[13]
Pengalaman tersebut bisa berupa kesuksesan dan kegagalan dalam menjalankan organisasi. Kesuksesan tersebut terjadi karena konsep dan menejemen yang baik. Sebaliknya, terjadi kegagalan mungkin karena konsep dan menejemen yang buruk atau karena lingkungan eksternal yang tidak mendukung.


3.      Iklim Organisasi
Iklim organisasai merupakan konseptualitas dari perasaan para anggota organisasi. Kemudian didalamnya terdapat nilai dan norma yang mengatur segala tingkahlaku keorganisasian agar terciptanya sistem sosial yang terkendali.
Menurut Litwin dan Stringers dalam Arni Muhammad bahwa dimensi iklim organisasi adalah sebagai berikut:[14]
a.      Rasa tanggung jawab
b.      Standar atau harapan tentang kualitas pekerjaan
c.       Ganjaran atau reward
d.      Rasa persaudaraan
e.       Semangat tim.
Iklim organisasi mempunyai hubungan dengan kultur organisasi. Iklim lebih bersifat empiris dalam kultur organisasi. Iklim yang baik bagi proses keorganisasian atau iklim positif maka akan menguntungkan organisasi tersebut dan kehidupan dalam organisasi. Karena, iklim dalam organisasi sangat mempengaruhi tingkahlaku anggota organisasi.











DAFTAR PUSTAKA

Dr. Arni Muhammad. 2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara
Drs. Suharso dan Dra. Ana Retnoningsih. 2005. Kamus Besar Bahasa Inonesia. Semarang: CV. Widya Karya
Erni Tisnawati Sule. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana Prenada
Nopri Ahadi, SE,MM. 2004. Pengantar Manajemen. Pekanbaru: Universitas Islam Riau Press
Prof. DR. Soleh, MS dan Drs. Elvinaro Ardianto, M.Si. 2008. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: PT. Rosdakarya
Scott M. Cutlip, dkk. 2009. Effective Public Relations. Jakarta: Kencana Prenada



[1]      James A.F.Stoner dalam Nopri Ahadi, SE,MM, Pengantar Manajemen, Pekanbaru: Universitas Islam Riau Press, 2004, cet.1, hal.1
[2]       Dr. Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara,2009, cet.10,         hal.24
pada 16 10 2011
[4]      ibid

[5]     ibid

[6]     ibid
[7]     Talcott Parson alam http://wordpress.com/teori-tindakan-dan-teori-sistem-talcott parsons/diunduh 26 November 2011
[8]      Prof.DR.Soleh Soemirat,MS dan Drs.Elvinaro Ardianto,M.Si.2008.Dasar-dasar Public Relations.Bandung:PT.Rosdakarya.hal.88
[9]      Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah.2005.Pengantar Menejemen.Jakarta:Kencana Prenada Media Group.cet.ke-4.hal.60
[10]      Drs.Suharso dan Dra.Ana Retnoningsih.2005.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Semarang:CV.Widya Karya
[11]      Erni Tisnawaati Sule dan Kurniawan.Op.cit.hal.62

[12]      Scott M.cutlip, Allen H.Center,dan Glen M.Broom.2009.Effctive Public Relations (.Jakarta:Kencana Prenada Media Group.Edisi ke-9.hal.257
[13]     Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah.op.cit.hal.72-73
[14]     Dr.Arni Muhammad.op.cit.hal.83

Tidak ada komentar:

Posting Komentar